MITOS PORKAS4SG - Saat kita masih kecil, tentu kita mendengar orang tua PORKAS4SG kita memberikan larangan sembari menceritakan mitos-mitos tertentu. Kebenaran mitos masa kecil tentu perlu dikaji ulang. Perlu diingat, mitos sengaja diciptakan oleh orang tua agar anaknya tidak melakukan hal buruk.
Mengingat masa kanak-kanak merupakan masa dimana banyak beredar mitos-mitos, meski terkadang diragukan kebenarannya. Makanya ketika kita beranjak dewasa, ketika mengingat atau mendengar kembali mitos-mitos masa kecil pasti akan terasa menggelikan.
Pasalnya mitos terkadang tidak masuk akal, bahkan tidak bisa terjadi secara logika ya, Moms. Memang tidak ada yang salah dengan niat baik orang tua, namun cara yang dilakukan dengan menggunakan mitos sebagai alasan kurang tepat.
Apalagi logika anak yang belum bisa berpikir sempurna akan membuat semua mitos yang didengarnya seolah-olah nyata dan pasti akan terjadi.
1. Mitos Utang Darah
Anak kecil pasti sangat aktif, suka berlari-lari, dan melompat-lompat adalah hal yang lumrah dilakukannya. Saat berlarian, anak kecil akan melompati apapun
porkas4sg yang ada di depannya, bahkan saat ada yang sedang tidur atau duduk.
Untuk menghentikan kegiatan ini, orang tua sering mengatakan bahwa melompati orang berarti berhutang darah. Meskipun tidak ada koneksi. Meski begitu, ada baiknya Moms memberikan pemahaman pada anak dengan cara lain yang bisa diterima logikanya.
2. Mitos Di Culik Wewe Gombel
Rupanya mitos tersebut masih ada sampai saat ini.
Mitos ini sering diucapkan oleh orang-orang tua menjelang waktu Maghrib tiba.
Sore hari adalah waktu anak-anak berkumpul dan bermain bersama.
Saat bermain, anak pasti akan lupa waktu.
Agar sang anak mau pulang, orang tuanya kemudian menakutinya dengan wewe gombel.
Mitos sebenarnya diciptakan untuk tujuan yang baik, yakni mengingatkan anak akan aktivitasnya agar tidak berlebihan.
Sayangnya, secara logika hal tersebut akan menjebak anak pada pemahamannya sendiri. Sebaiknya ingatkan anak untuk menggunakan cara-cara yang logis agar logikanya dapat berkembang.
Ketakutan seorang anak bisa menyebabkan ia mengalami trauma dan kenangan buruk hingga ia dewasa nanti, Moms.
Komentar
Posting Komentar