MITOS KOTA ATLANTIS YANG MASIH BELUM DI KETAHUI

 

https://mitosduniaporkas4sg.blogspot.com/2024/01/mitos-kota-atlantis-yang-masih-belum-di.html

MITOS PORKAS4SG - Gagasan tentang Atlantis, benua porkas4sg yang konon hilang di masa lalu, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa Atlantis kini ada di berbagai tempat, namun hal tersebut belum dapat dibuktikan secara pasti.

Atlantis kerap dikisahkan sebagai masyarakat utopis maju yang menyimpan kearifan yang mampu membawa perdamaian dunia.

Ribuan buku, majalah, dan website dikhususkan untuk meneliti dan memperkenalkan Atlantis. Beberapa orang bahkan kehilangan kekayaan dan dalam beberapa kasus kehilangan nyawa saat mencari Atlantis.


ASAL USUL ATLANTIS

Berbeda dengan banyak legenda porkas4sg yang asal usulnya hilang ditelan waktu, sejarah telah mencatat dengan tepat kapan dan di mana kisah Atlantis pertama kali muncul.

Dikutip dari Live Science, kisah Atlantis pertama kali diceritakan dalam dua dialog Plato, “Timaeus” dan “Critias” yang ditulis sekitar tahun 360 SM. Meski saat ini Atlantis sering dianggap sebagai utopia atau fantasi damai, Atlantis yang digambarkan Plato dalam ceritanya sangatlah berbeda.

Dalam bukunya "Encyclopedia of Dubious Archaeology" profesor arkeologi Ken Feder mencatat bahwa dalam cerita Plato, "Atlantis bukanlah tempat untuk dihormati atau ditiru sama sekali. Atlantis bukanlah masyarakat yang sempurna. Sebaliknya, Atlantis adalah perwujudan dari sebuah masyarakat yang sempurna. negara yang kaya secara materi, maju secara materi, teknologi, dan kuat secara militer yang telah dirusak oleh kekayaan, kecanggihan, dan kekuasaannya.”

Sebagai propaganda dalam kisah moralitas Plato, legenda Atlantis lebih dilihat sebagai kota saingan heroik Athena daripada sebagai peradaban yang tenggelam. “Jika Atlantis benar-benar ada saat ini dan ditemukan utuh serta berpenghuni, penghuninya mungkin akan mencoba membunuh dan memperbudak kita semua,” kata Feder.

Sejauh ini, banyak peneliti berpendapat bahwa Plato menjadikan Atlantis sebagai alat plot cerita-ceritanya, karena tidak ada catatan lain tentang hal itu di tempat lain di dunia. Tidak ada bukti dari sumber manapun bahwa legenda Atlantis sudah ada sebelum Plato menulis tentangnya.


BENUA YANG HILANG

Meskipun asal usulnya jelas berasal dari fiksi, banyak orang selama berabad-abad menyatakan bahwa pasti ada kebenaran di balik mitos Atlantis. Lalu banyak yang berspekulasi di mana Atlantis akan ditemukan. Faktanya, banyak sekali ahli yang mencoba menemukan Atlantis berdasarkan fakta yang sama.

Kandidat yang dapat dicurigai sebagai bagian dari Atlantis, disertai dengan kumpulan bukti dan argumentasinya sendiri, antara lain Samudera Atlantik, Antartika, Bolivia, Turki, Jerman, Malta, dan Karibia.

ATLANTIS PERNAH DIKAIT DENGAN INDONESIA

Berdasarkan laporan mitos porkas4sg, Ahli Paleontologi ITB Prof Yahdi Zaim memberikan tanggapan terkait keterkaitan Atlantis yang pernah dikaitkan dengan Indonesia.

Menurutnya, Plato sejak awal tidak menyebutkan secara pasti di mana Atlantis berada. Namun Atlantis diketahui hilang akibat gempa.

"Plato hidup pada tahun 350-300 SM. Dan Plato tidak mengatakan bahwa Atlantis ada di Indonesia atau Asia Tenggara. Kata Plato, karena ada gempa bumi, maka benda yang disebut Atlantis itu hilang hanya dalam waktu satu malam. Nah, secara geologis itu mungkin (bisa saja) terjadi) namun sejauh ini “Data ini tidak menunjukkan peristiwa seperti itu terjadi,” jelas Prof Zaim.

Dalam hal ini Indonesia pernah mengalami kejadian serupa yaitu letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang melenyapkan sebuah pulau dalam satu hari.

Selain contoh kejadian, keberadaan Sundalandia di masa lalu juga menjadi salah satu faktor yang menghubungkan Indonesia dengan Atlantis.

"Atlantis katanya benua yang nyaman dan sejahtera. Kalau dikaitkan dengan Sundaland, belum ada buktinya. Sains harus disertai bukti," ujarnya.

“Sundaland sudah tenggelam hingga kedalaman sekitar 100 meter. Untuk mencari bukti-bukti arkeologis misalnya, perlu ekskavasi atau penggalian arkeologis. Atau penelitian paleontologi harus turun ke lapangan. Ya kita tidak bisa menyelam, biayanya sangat mahal. ,” lanjut Prof Zaim.

Menurutnya, ada kesulitan dalam menelusuri bukti apakah Sundalandia merupakan Atlantis yang hilang. Selain kedalaman 100 meter di bawah air, dibutuhkan juga teknologi luar biasa untuk melakukan penggalian selama berbulan-bulan.

“Jadi kalau tidak ada bukti empiris seperti itu, sulit dikatakan terbukti secara ilmiah,” kata Ahli Paleontologi ITB itu.

Jadi dari segi keilmuan, Prof Zaim sendiri masih meragukan Sundalandia adalah Atlantis yang hilang. Kesimpulannya, klaim Indonesia sebagai Atlantis yang hilang belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

Komentar